Jurnal 1
KEPEMIMPINAN
MELALUI MOTIVASI
I. Pendahuluan
Pengertian kepemimpinan adalah: The process of
inspiring others to work hard to accomplish important task
(Schermerhorn, 1996). Pengertian tersebut dapat dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Memberikan inspirasi pada orang lain untuk
termotivasi/memotivasi dirinya bekerja keras agar produktif.
Mengarahkan/mempengaruhi usaha orang lain untuk
pencapaian tujuan bersama melalui komunikasi efektif.
Dalam hubungannya dengan motivasi, kepemimpinan sangat
berpengaruh terhadap penciptaan lingkungan kelompok yang kondusif agar dapat
memotivasi anggota-anggota kelompoknya. Agar dapat menginspirasi individu untuk
memotivasi dirinya sendiri, seorang pemimpin perlu memahami kebutuhan dan
keinginan individu tersebut. Lingkungan kondusif yang dapat memotivasi sangat
penting, karena motivasi setiap individu akan berkorelasi langsung dengan
produktivitas.
Pada saat menginspirasi anggota kelompoknya, seorang
pemimpin sedang mengubah cara berpikir mereka, sedangkan pada saat memotivasi,
pemimpin sedang mengubah cara bertindak.
INSPIRATION is changing THINKING, MOTIVATION is changing
ACTION.
II. Kepemimpinan
2.
1. Pemimpin yang Baik
Beberapa dekade yang lalu kekuasaan dan posisi sangat
berpengaruh terhadap seorang pemimpin. Namun, dewasa ini seorang pemimpin tidak
dapat menuntut bawahan untuk menghormati dan menghargai mereka. Penghormatan
dan penghargaan tersebut harus diperoleh.
Kepemimpinan
saat ini, lebih dari kapan pun, merupakan proses dua arah antara pemimpin dan
yang dipimpin. Pada akhirnya, tanpa bawahan yang mempunyai kemauan, pemimpin
tidak dapat memimpin.
Kepemimpinan
sangat mempengaruhi produktivitas sebuah organisasi. Kepemimpinan yang buruk
akan mengakibatkan:
1. Kelompok tidak mengerti apa yang harus
dikerjakan. Waktu dan sumber daya dapat terbuang percuma, dan pekerjaan pun
tidak dilaksanakan dengan sempurna.
2. Kelompok tidak termotivasi. Memerlukan
waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan suatu tugas, atau bahkan tidak dapat
menyelessaikannya ssama sekali.
3. Individu tidak bekerja sebagai tim dan
tidak tidak berinteraksi sebagai suatu kelompok.
4. Kemungkinan kelompok akan berusaha
minimal untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tidak dapat bertahan jika bekerja
dalam tekanan.
5. Turn over anggota kelompok akan lebih sering
karena mereka tidak mau bertahan dalam lingkungan tersebut.
6. Individu tidak akan mengembangkan
keahlian yang diperlukan. Oleh karena itu, kelompok ini tidak akan dapat
menghadapi situasi baru.
Sebaliknya, kepemimpinan yang baik akan dapat
mengakibaatkan:
1. Kelompok bekerja sebagai tim, tidak
sebagai individu di dalam kelompok. Mereka bekerja untuk tujuan kelompok.
2. Tim dapat memahami tujuan-tujuan
kelompok dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan tujuan kelompok tersebut
dengan tujuan-tujuan organisasi.
3. Anggota tim saling mendukung satu sama
lain
4. Tim bersedia memberikan usaha lebih
saat dibutuhkan.
5. Tim menetapkan target pekerjaan yang
sempurna, tidak hanya ‘melakukan pekerjaan’
6. Setiap individu tahu apa yang harus
dikerjakan oleh tim, dan peran masing-masing individu dalam melakukan pekerjaan
tersebut.
7. Anggota tim bermotivasi untuk
melakukan tugas seefektif mungkin.
8. Tugas spesifik di dalam pekerjaan
keseluruhan ditugaskan kepada anggota tim yang paling berkemampuan.
Manajer menjadi seorang pemimpin saat kepribadian dan
karakter, pengetahuan dan fungsi keahlian untuk pemimpin diakui dan diterima
oleh individu-individu yang berhubungan.
Kepemimpinan dapat diperoleh dari sebuah situasi spesifik
dan otoritasnya dapat diperoleh dari posisi (jabatan), kepribadian (kualitas
dasar dan pengaruh), serta pengetahuan (keahlian teknis).
Agar dapat
menjadi seorang pemimpin yang baik, terdapat beberapa kualitas yang harus
dimiliki, yaitu:
1. Enthusiasm
2. Integrity, baik pribadi keseluruhan dan
konsisten pada nilai diluar diri sendiri, terutama kebaikan &
kejujuran. Kualitas ini menimbulkan kepercayaan kepada pemimpin.
3. Toughness, Demanding, with high standards,
resilient, tenacious and with the aim of being respected ( not
necessarily popular )
4. Fairness, memberi reward dan penalty
terhadap performa kerja tanpa ada ‘favorite’, memperlakukan
individu berbeda tapi seimbang.
5. Warmth, hati dan pikiran terikat, menyayangi
orang lain, serta kepedulian terhadap orang lain.
6. Humility, kebalikan
dari angkuh, menjadi pendengar yang baik dan tanpa ego yang berlebihan.
7. Confidence, tidak
percaya diri berlebihan (yang biasanya dapat menuju pada arogansi), tapi
tetap memiliki kepercayaan diri.
2.2. SUPERVISING dan Managing
Kata supervisor berasal dari bahasa Latin, yaitu
‘super’ = berlebih dan ‘visor’ = untuk melihat. Maka, ‘supervisor’ =
orang yang melihat.
Tugas
supervisor adalah melihat satu atau lebih hal dari sebuah daftar, lalu
memeriksa dan mengawasi hal tersebut.
Seorang manager memiliki gambaran yang lebih luas.
Tidak hanya mereka memeriksa dan mengawasi hal yang dikerjakan sekarang,tapi
biasanya mereka juga bertugas untuk membuat prediksi, merencanakan ke depan,
dan memutuskan bagaimana hal-hal akan diubah dan dikembangkan.
Perbedaan
antara supervisor dan manager adalah sudut pandang mereka.
Supervisor
biasanya lebih
memperhatikan masa kini, sedangkan manager memperhatikan masa depan,
masa kini, dan masa lalu.
2. 3. Perbedaan antara Mindset Aktif dan Mindset
Reaktif
Mindset aktif
memiliki tiga ciri: Faster, Harder, dan Smarter. Faster maksudnya
meningkatkan kecepatan atas pekerjaan Anda untuk mengejar, bertahan, dan
berjalan; Harder yaitu meningkatkan intensitas usaha Anda dalam rangka
mengendalikan, memperbaiki dan mendominasi; sedangkan
Smarter artinya meningkatkan know – how Anda
untuk mengecoh, mengakali, atau menyiasati suatu kemenangan
Mindset pasif,
memiliki tiga ciri pula, yaitu Richer, meningkatkan level
kesadaran Anda untuk mengeluarkan potensi tersembunyi dalam situasi anda; Deeper,
memperluas dalamnya penghargaan Anda terhadap hubungan manusia untuk
mempercepat kemajuan dan sinergi; dan Wiser, memperluas pengertian Anda
tentang bagaimana dan mengapa dunia dapat menciptakan kemungkinan baru..
2. 4. Kepemimpinan Visioner
Visi adalah adanya perasaan/sense yang jelas terhadap
masa yang akan datang. Visi merupakan salah satu aspek yang penting dari
kepemimpinan yang efektif
Lima
prinsip Kepemimpinan Visioner adalah :
- Meragukan proses yang ada à be innovative
- Adanya antusiasme
- Membantu orang lain untuk bertindak
- Memberikan contoh
- Merayakan pencapaian prestasi
2. 5. Kepemimpinan dan Power
Power adalah kemampuan untuk membuat orang lain melakukan
sesuatu hal yang kita inginkan atau untuk membuat sesuatu hal terjadi sesuai
dengan cara yang kita inginkan.Bukan untuk kepentingan diri namun untuk
kepentingan organisasi secara menyeluruh
Terdapat
2 sumber dari Power (power base), yaitu:
• Power of the Position - Berdasar pada hal yang dapat
diberikan seorang pemimpin pada orang lain
• Power of the Person - Berdasar pada bagaimana seorang
pemimpin memiliki kualitas individual dan dipandang oleh orang lain
2. 5. 1. Position Power
Sumber dari position power
adalah status/posisi manajerial seseorang dalam
organisasi.
• Reward Power – Kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain melalui pemberian reward – contoh pemberian bonus, promosi, pujian,
dsb.
• Coercive Power – Kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain melalui pemberian hukuman atau menunda pemberian hasil yang
bersifat positif
–
contoh pemberian penalti, PHK, dsb.
• Legitimate Power – Kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain karena adanya otoritas dari tempat kerjanya
Sumber
power ini adalah kualitas personal yang dibawa oleh seseorang
dalam
memimpin suatu unit kerja
2. 5. 3. Personal Power
• Expert
Power –
Kemampuan mempengaruhi orang
lain karena
pengetahuan/ilmu spesifik yang dimiliki seseorang
• Referent Power – Kemampuan mempengaruhi orang lain
karena ia membuat orang lain mengidentifikasi secara personal dengan
sumber power ini. Muncul karena adany karisma ataupun personal attractiveness
sehingga orang lain respek dan mengagumi dirinya
• Informational Power - kemampuan mempengaruhi orang lain
karena memiliki informasi yang tepat dan banyak/luas
• Connection Power - kemampuan mempengaruhi orang lain
karena memiliki koneksitas/hubungan yang dekat
2. 5. 3. Mendapatkan Pengaruh Positif
Agar seorang
pemimpin mendapatkan pengaruh
positif, ia harus dapat
melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Mengembangkan sumber power,
membangun position power dan personal power
2. Menggunakan strategi pengaruh,
menggunakan strategi-strategi yang dapat mempengaruhi orang lain
3. Memberdayakan orang lain, proses
dimana manajer memberikan dan membantu individu lainnya untuk mendapatkan power
dan memiliki pengaruh dalam organisasi
Yang
dimaksud dengan pemberdayaan di atas dapat juga berarti memberikan power
– kemampuan pada orang lain untuk bertindak ataupun membuat keputusan yang
relevan atas pekerjaan mereka
Pada lingkungan kerja yang selalu
berubah, pemberdayaan merupakan skill yang penting dikuasai oleh seorang
manajer.
2. 6. Pendekatan Kepemimpinan
Terdapat
dua pendekatan Kepemimpinan bagi lower level manager, yaitu:
1. Pendekatan Traits
Trait
adalah personal karakteristik individu yang relatif stabil dan menetap Dasar
personal yang dianggap penting bagi efektivitas kepemimpinan adalah : drive,
motivation, honesty and integrity, self-confidence, intelligence,
knowledge dan flexibility
2. 7. Pemimpin yang Efektif
Berikut adalah beberapa ciri pemimpin
yang efektif:
• Memiliki visi yang menarik
• Menentukan sasaran yang jelas (specific,
measurable, attainable, realistic, time-oriented-smart)
• Dapat mengembangkan karyawan yang
terlatih dan berpengalaman
• Selalu memberikan umpan balik
• Melibatkan karyawan dalam memecahkan
masalah
• Mengembangkan iklim kerja yang
mendorong kepercayaan, keterbukaan dan kebersamaan dalam bekerja
Kepemimpinan yang efektif juga dapat dicapai melalui
pendelegasian kepada bawahan. Melalui pendelegasian, pemimpin akan menghemat
waktu, membangun kebanggaan dan harga diri pada bawahannya karena
diikutsertakan dalam penentuan hasil usahanya, dapat mengembangkan bakat,
inovasi, dan kreativitas, serta mendorong timmbulnya motivasi berprestasi.
2. 8. Pemimpin dan Komunikasi
Communication
is the interpersonal process of sending and receiving symbols with message
attached to them
Komunikasi merupakan keterampilan penting bagi seorang
manajer dan merupakan dasar yang utama bagi kepemimpinan yang efektif. Melalui
komunikasi seorang manajer berbagi dan bertukar informasi, mempengaruhi,
mengontrol dan menginspirasi orang lain
Manajer
berperan penting dalam membangun komunikasi.
Peran-peran
tersebut adalah:
• Monitor Role : Mendapatkan informasi yang tepat
dari dalam dan luar organisasi
• Disseminator Role : Mendistribusikan informasi dalam
unit kerjanya
• Spokeperson Role : Mendistribusikan informasi keluar
unit kerjanya
• Decision-Maker Role : Memanfaatkan informasi untuk
menyelesaikan masalah atau untuk mencari kesempatan
Komunikasi
juga dilakukan untuk proses pemberian feedback dari manajer kepada
bawahan. Feedback is the process of telling someone else how you feel
about something that person did or said
Manajer
harus memastikan bahwa feedback yang diberikan dapat dipahami, dapat
diterima, dan masuk akal.
III.
Memimpin Melalui Motivasi
Manajer yang leads through motivation akan
mengembangkan suatu kondisi kerja dan melakukan kepemimpinan yang menggugah
seseorang untuk bekerja lebih keras
To motivate means to encourage and inspire
Motivasi
adalah dorongan dalam diri yang berhubungan dengan tingkat, arah dan
persistensi –konsistensi usaha yang dilakukan seseorang dalam bekerja.
3. 1. Pengertian Motivasi
Beberapa pengertian yang dikaitkan dengan motivasi :
Motivasi
adalah keinginan (desires, wants),tujuan (aims, goals), kebutuhan
(needs), dorongan (drives), motif, sikap, insentif.
Motivasi
adalah dorongan dalam diri yang berhubungan dengan tingkat, arah dan
persistensi –konsistensi usaha yang dilakukan seseorang dalam bekerja.
Motivasi
internal adalah dorongan (drives) dan perilaku (attitude). Kita
semua termotivasi, baik positif maupun negatif.
Istilah
motivasi berasal dari bahasa Latin: movere yang berarti to move.
Pengertian
motivasi terdiri dari 3 komponen:
Pemberian daya pada perilaku
(energizing) Pemberi arah pada perilaku (directing)
Mempertahankan
perilaku (sustaining)
3. 2. Motif Sosial
Menurut David McCelland semua orang
dewasa berpotensi bertingkah lalu secara beraneka ragam tergantung kepada :
kekuatan atau kesiapan dari berbagai motif pada dirinya
karakteristik situasi dan kesempatan
Terdapat
tiga motif sosial, yaitu:
Motif
Prestasi
Motif Persahabatan Motif
Kekuasaan
Karakteristik situasi akan menentukan motif mana yang
akan terangsang dan macam tingkah laku yang timbul. Setiap orang memiliki
ketiga motif sosial, tapi dengan kadar motif yang berlainan. Orang dengan Motif
Prestasi, Motif Sahabat dan Motif Kuasa yang tinggi, tingkah lakunya dapat
diramalkan, makin kuat motif itu, makin jelas corak tingkah laku yang tampak.
Orang
dengan Motif Prestasi yang tinggi, akan:
Melakukan
sesuatu lebih baik daripada orang lain
Mencapai
atau melebihi ‘ukuran keberhasilan’ yang ditetapkan sendiri
Mencapai
suatu hasil yang luar biasa dan khas Bertanggungjawab atas semua tindakannya
Mencari umpan balik (feedback)
tentang hasil tindakannya
Mengambil
risiko yang moderat(menantang tetapi dapat dicapai secara nyata)
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara
kreatif dan inovatif
Mengingatkan
diri atau melibatkan diri pada karir di masa yang akan datang.
Orang dengan Motif Persahabatan yang
tinggi :
Lebih
memperhatikan apakah ia disukai dan diterima oleh orang lain yang diikuti
dengan adanya persahabatan
Lebih
suka berhubungan dan bersama orang lain daripada sendirian, termasuk
bercakap-cakap lewat telepon, berkunjung.
Cemas
terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
Lebih
memperhatikan segi hubungan antar pribadi daripada segi hubungan tugas dalam pekerjaan
Mencari
persetujuan atau kesepakatan dari orang lain, cemas terhadap putusnya hubungan
pribadi yang baik
Bekerja
lebih efektif dalam hubungan kerjasama yang kooperatif.
Orang
dengan Motif Kekuasaan yang tinggi :
Melakukan
perbuatan yang menunjukkan kekuasaannya
Melakukan
sesuatu yang mengakibatkan timbulnya perasaan sangat positif(senang) atau
sangat negatif pada orang lain
Sangat
aktif dalam menentukan arah kegiatan organisasi tempat ia berada
Peka
dan memperhatikan struktur pengaruh antar pribadi, kelompok dan organisasi
Mengumpulkan
benda/barang mewah atau menjadi anggota perkumpulan yang mencerminkan prestise
Cemas
akan nama baiknya/kedudukannya
Berusaha
menolong orang lain walaupun tidak diminta
Karyawan yang
termotivasi berada di jalur menuju produktivitas tinggi. Ciri-
ciri karyawan yang termotivasi tinggi
adalah:
Karyawan
tersebut mampu memotivasi diri sendiri, berinisiatif, dan memacu diri untuk
memulai sesuatu serta mempunyai komitmen tinggi (OCB : Organizational
Citizenship Behavior).
Tekun,
bekerja produktif menuntaskan tugas sampai berhasil walaupun mendapat
rintangan.
Mempunyai kemauan keras untuk bekerja-selalu sibuk
Bekerja efektif tanpa pengawasan
Melihat
hal-hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu
Menyukai
tantangan-ingin menguji kemampuannya-menyukai pencarian pemecahan masalah.
Selalu
ingin bertanya-menunjukkan keingintahuan
Memperlihatkan
ketidakpuasan konstruktif selalu memikirkan perbaikan sesuatu
Berorientasi pada sasaran atau pencapaian hasil Selalu
tepat waktu dan ingin menepati waktu
Tingkat
energi tinggi, dapat mengarahkan dan mempertahankan energi dengan efektif
Merasa
puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik
Menghargai imbalan yang pantas untuk
hasil kerja yang berprestasi Memberikan andil pada penyelesaian pekerjaan yang
melebihi dari
yang
diharapkan
Memiliki
sikap positif terhadap pekerjaannya (bangga, punya kebiasaan kerja yang baik,
cermat, konsisten) dan terhadap lingkungan kerjanya (menghormati manajemen,
mempunyai hubungan baik dengan manajemen, kolega, dan bawahan)
Percaya
diri dan luwes dalam menyesuaikan diri dengan perubahan.
Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi
pengembangan motif
prestasi, antara lain:
Faktor
individu : penilaian tentang kemampuan/potensi diri, konsep diri, kematangan
pribadi (internal rewards)
Faktor Lingkungan
: dukungan dan
umpan balik positif
berupa
‘hadiah’ dalam bentuk pujian ,
penghargaan, promosi (external rewards) setiap kali individu
berhasil mencapai prestasi unggul.
Pada
saat memotivasi diri sendiri, faktor yang memotivasi Recognition & Responsibility.
Motivator yang paling besar pada diri adalah Belief yaitu, keyakinan
bahwa diri bertanggungjawab pada tindakan dan perilaku sendiri. Ketika orang
menerima tanggung jawab, semua menjadi lebih baik :kualitas, produktivitas, relationship
dan kerjasama
Untuk memotivasi orang lain, kita dapat memberi
penghargaan, menghargai, menciptkan pekerjaan yang lebih menarik, menjadi
pendengar yang baik, member tantangan, serta menolong tapi tidak melakukan
sesuatu bagi orang lain yang sebenarnya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri.
Salah
satu hal yang dapat dilakukan manajer untuk memotivasi bawahannya adalah dengan
memberikan reward. Agar pengaruh reward dapat digunakan secara
maksimal, manajer perlu :
• Menghormati keberagaman dan perbedaan
individu
• Secara jelas memahami apa yang orang
lain inginkan dari suatu pekerjaan
• Mengalokasikan rewards untuk
memuaskan kebutuhan individu dan organisasi
IV. PENUTUP
Setelah memahami benar hakikat kepemimpinan, maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak mungkin berlangsung tanpa ada upaya
memotivasi bawahan/orang lain. Dalam artian pihak lain/bawahan dapat patuh
mengikuti apa kata sang pemimpin, hanya jika sang pemimpin mampu mendorong atau
memotivasi mereka sehingga mereka (bawahan/rekan) dapat terdorong untuk
melakukan suatu tindakan yang terarah pada tujuan bersama. Mengingat para
bawahan atau rekan kerja yang
dimotivasi memiliki beragam kepribadian dengan beragam motivasi, maka rangkaian
kata berikut ini layak disimak dalam rangka menjadi pemimpin yang mampu
memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan unit kerja dan organisasi.
To
be a Good Leader you need to use your HEAD , demonstrate HEART, Act with GUTS.
Seiring dengan perusahaan tempat
materi ini dibahas, yang bergerak di bidang perminyakan, maka motivation is
like fire-unless you keep adding fuel to it, it dies.
Kesimpulan
Seorang
pemimpin harus bisa memotivasi bawahannya agar bekerja untuk lebih produktif.
dan menjalin komunikasi dengan 2 arah dengan baik untuk tercapainya tujuan
bersama.
kepemimpinan
yang baik sangat penting bagi kelangsungan bersama suatu organisasi. bila
kepemimpinannya kurang baik, maka akan mempengaruhi kinerja bawahannya sehingga
dapat menghambat kemajuan organisasi tersebut. dan kemungkinan kelompok akan
berusaha kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya.
beberapa kualitas yang
harus dimiliki jika ingin menjadi pemimpin yang baik adalah sebagai berikut :
1. antusias
2. Integritas
3. Loyalitas.
4. Adil
5. Menyayangi
bawahannya
6. Tidak memiliki ego
berlebihan
7. Percaya diri
Ada
2 tipe mindset dari seorang pemimpin. yaitu, mindset aktif dan mindset reaktif.
mindset aktif mempunyai ciri-ciri : faster, harder, dan smarter. dan mindset
reaktif ciri-cirinya adalah : richer, deeper, wiser.
dalam menjalankan
kepemimpinan, ada beberapa tipe. yang pertama adalah kepemimpinan visioner.
jadi, motivasi dalam
kepemimpinan perlu diterapkan agar para bawahan semakin termotivasi untuk
menjadi lebih produktif dan menjaga hubungan harmonis agar tujuan dari suatu
organisasi bisa tercapai.
Daftar Pustaka
Disajikan pada
Kursus Arus Minyak Korporat Tahap Ketiga Angkatan II Tahun 2008, Marina Sulastiana