Jurnal 1
I. Pendahuluan
Pengertian kepemimpinan adalah: The process of
inspiring others to work hard to accomplish important task
(Schermerhorn, 1996). Pengertian tersebut dapat dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Memberikan inspirasi pada orang lain untuk
termotivasi/memotivasi dirinya bekerja keras agar produktif.
Mengarahkan/mempengaruhi usaha orang lain untuk
pencapaian tujuan bersama melalui komunikasi efektif.
Dalam hubungannya dengan motivasi, kepemimpinan sangat
berpengaruh terhadap penciptaan lingkungan kelompok yang kondusif agar dapat
memotivasi anggota-anggota kelompoknya. Agar dapat menginspirasi individu untuk
memotivasi dirinya sendiri, seorang pemimpin perlu memahami kebutuhan dan
keinginan individu tersebut. Lingkungan kondusif yang dapat memotivasi sangat
penting, karena motivasi setiap individu akan berkorelasi langsung dengan
produktivitas.
Pada saat menginspirasi anggota kelompoknya, seorang
pemimpin sedang mengubah cara berpikir mereka, sedangkan pada saat memotivasi,
pemimpin sedang mengubah cara bertindak.
INSPIRATION is changing THINKING, MOTIVATION is changing
ACTION.
1
II. Kepemimpinan
2.
1. Pemimpin yang Baik
Beberapa dekade yang lalu kekuasaan dan posisi sangat
berpengaruh terhadap seorang pemimpin. Namun, dewasa ini seorang pemimpin tidak
dapat menuntut bawahan untuk menghormati dan menghargai mereka. Penghormatan
dan penghargaan tersebut harus diperoleh.
Kepemimpinan
saat ini, lebih dari kapan pun, merupakan proses dua arah antara pemimpin dan
yang dipimpin. Pada akhirnya, tanpa bawahan yang mempunyai kemauan, pemimpin
tidak dapat memimpin.
Kepemimpinan
sangat mempengaruhi produktivitas sebuah organisasi. Kepemimpinan yang buruk
akan mengakibatkan:
1. Kelompok tidak mengerti apa yang harus
dikerjakan. Waktu dan sumber daya dapat terbuang percuma, dan pekerjaan pun
tidak dilaksanakan dengan sempurna.
2. Kelompok tidak termotivasi. Memerlukan
waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan suatu tugas, atau bahkan tidak dapat
menyelessaikannya ssama sekali.
3. Individu tidak bekerja sebagai tim dan
tidak tidak berinteraksi sebagai suatu kelompok.
4. Kemungkinan kelompok akan berusaha
minimal untuk menyelesaikan suatu tugas, dan tidak dapat bertahan jika bekerja
dalam tekanan.
5. Turn over anggota kelompok akan lebih sering
karena mereka tidak mau bertahan dalam lingkungan tersebut.
6. Individu tidak akan mengembangkan
keahlian yang diperlukan. Oleh karena itu, kelompok ini tidak akan dapat
menghadapi situasi baru.
Sebaliknya, kepemimpinan yang baik akan dapat
mengakibaatkan:
1. Kelompok bekerja sebagai tim, tidak
sebagai individu di dalam kelompok. Mereka bekerja untuk tujuan kelompok.
2
2. Tim dapat memahami tujuan-tujuan
kelompok dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan tujuan kelompok tersebut
dengan tujuan-tujuan organisasi.
3. Anggota tim saling mendukung satu sama
lain
4. Tim bersedia memberikan usaha lebih
saat dibutuhkan.
5. Tim menetapkan target pekerjaan yang
sempurna, tidak hanya ‘melakukan pekerjaan’
6. Setiap individu tahu apa yang harus
dikerjakan oleh tim, dan peran masing-masing individu dalam melakukan pekerjaan
tersebut.
7. Anggota tim bermotivasi untuk
melakukan tugas seefektif mungkin.
8. Tugas spesifik di dalam pekerjaan
keseluruhan ditugaskan kepada anggota tim yang paling berkemampuan.
Manajer menjadi seorang pemimpin saat kepribadian dan
karakter, pengetahuan dan fungsi keahlian untuk pemimpin diakui dan diterima
oleh individu-individu yang berhubungan.
Kepemimpinan dapat diperoleh dari sebuah situasi spesifik
dan otoritasnya dapat diperoleh dari posisi (jabatan), kepribadian (kualitas
dasar dan pengaruh), serta pengetahuan (keahlian teknis).
Agar dapat
menjadi seorang pemimpin yang baik, terdapat beberapa kualitas yang harus
dimiliki, yaitu:
1. Enthusiasm
2. Integrity, baik pribadi keseluruhan dan
konsisten pada nilai diluar diri sendiri, terutama kebaikan &
kejujuran. Kualitas ini menimbulkan kepercayaan kepada pemimpin.
3. Toughness, Demanding, with high standards,
resilient, tenacious and with the aim of being respected ( not
necessarily popular )
3
4. Fairness, memberi reward dan penalty
terhadap performa kerja tanpa ada ‘favorite’, memperlakukan
individu berbeda tapi seimbang.
5. Warmth, hati dan pikiran terikat, menyayangi
orang lain, serta kepedulian terhadap orang lain.
6. Humility, kebalikan
dari angkuh, menjadi pendengar yang baik dan tanpa ego yang berlebihan.
7. Confidence, tidak
percaya diri berlebihan (yang biasanya dapat menuju pada arogansi), tapi
tetap memiliki kepercayaan diri.
2.2. SUPERVISING dan Managing
Kata supervisor berasal dari bahasa Latin, yaitu
‘super’ = berlebih dan ‘visor’ = untuk melihat. Maka, ‘supervisor’ =
orang yang melihat.
Tugas
supervisor adalah melihat satu atau lebih hal dari sebuah daftar, lalu
memeriksa dan mengawasi hal tersebut.
Seorang manager memiliki gambaran yang lebih luas.
Tidak hanya mereka memeriksa dan mengawasi hal yang dikerjakan sekarang,tapi
biasanya mereka juga bertugas untuk membuat prediksi, merencanakan ke depan,
dan memutuskan bagaimana hal-hal akan diubah dan dikembangkan.
Perbedaan
antara supervisor dan manager adalah sudut pandang mereka.
Supervisor
biasanya lebih
memperhatikan masa kini, sedangkan manager memperhatikan masa depan,
masa kini, dan masa lalu.
2. 3. Perbedaan antara Mindset Aktif dan Mindset
Reaktif
Mindset aktif
memiliki tiga ciri: Faster, Harder, dan Smarter. Faster maksudnya
meningkatkan kecepatan atas pekerjaan Anda untuk mengejar, bertahan, dan
berjalan; Harder yaitu meningkatkan intensitas usaha Anda dalam rangka
mengendalikan, memperbaiki dan mendominasi; sedangkan
4
Smarter artinya meningkatkan know – how Anda
untuk mengecoh, mengakali, atau menyiasati suatu kemenangan
Mindset pasif,
memiliki tiga ciri pula, yaitu Richer, meningkatkan level
kesadaran Anda untuk mengeluarkan potensi tersembunyi dalam situasi anda; Deeper,
memperluas dalamnya penghargaan Anda terhadap hubungan manusia untuk
mempercepat kemajuan dan sinergi; dan Wiser, memperluas pengertian Anda
tentang bagaimana dan mengapa dunia dapat menciptakan kemungkinan baru..
2. 4. Kepemimpinan Visioner
Visi adalah adanya perasaan/sense yang jelas terhadap
masa yang akan datang. Visi merupakan salah satu aspek yang penting dari
kepemimpinan yang efektif
Lima
prinsip Kepemimpinan Visioner adalah :
- Meragukan proses yang ada à be innovative
- Adanya antusiasme
- Membantu orang lain untuk bertindak
- Memberikan contoh
- Merayakan pencapaian prestasi
2. 5. Kepemimpinan dan Power
Power adalah kemampuan untuk membuat orang lain melakukan
sesuatu hal yang kita inginkan atau untuk membuat sesuatu hal terjadi sesuai
dengan cara yang kita inginkan.Bukan untuk kepentingan diri namun untuk
kepentingan organisasi secara menyeluruh
Terdapat
2 sumber dari Power (power base), yaitu:
5
• Power of the Position - Berdasar pada hal yang dapat
diberikan seorang pemimpin pada orang lain
• Power of the Person - Berdasar pada bagaimana seorang
pemimpin memiliki kualitas individual dan dipandang oleh orang lain
2. 5. 1. Position Power
Sumber dari position power
adalah status/posisi manajerial seseorang dalam
organisasi.
• Reward Power – Kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain melalui pemberian reward – contoh pemberian bonus, promosi, pujian,
dsb.
• Coercive Power – Kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain melalui pemberian hukuman atau menunda pemberian hasil yang
bersifat positif
–
contoh pemberian penalti, PHK, dsb.
• Legitimate Power – Kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain karena adanya otoritas dari tempat kerjanya
Sumber
power ini adalah kualitas personal yang dibawa oleh seseorang
dalam
memimpin suatu unit kerja
2. 5. 3. Personal Power
• Expert
Power –
Kemampuan mempengaruhi orang
lain karena
pengetahuan/ilmu spesifik yang dimiliki seseorang
• Referent Power – Kemampuan mempengaruhi orang lain
karena ia membuat orang lain mengidentifikasi secara personal dengan
sumber power ini. Muncul karena adany karisma ataupun personal attractiveness
sehingga orang lain respek dan mengagumi dirinya
• Informational Power - kemampuan mempengaruhi orang lain
karena memiliki informasi yang tepat dan banyak/luas
6
• Connection Power - kemampuan mempengaruhi orang lain
karena memiliki koneksitas/hubungan yang dekat
2. 5. 3. Mendapatkan Pengaruh Positif
Agar seorang
pemimpin mendapatkan pengaruh
positif, ia harus dapat
melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Mengembangkan sumber power,
membangun position power dan personal power
2. Menggunakan strategi pengaruh,
menggunakan strategi-strategi yang dapat mempengaruhi orang lain
3. Memberdayakan orang lain, proses
dimana manajer memberikan dan membantu individu lainnya untuk mendapatkan power
dan memiliki pengaruh dalam organisasi
Yang
dimaksud dengan pemberdayaan di atas dapat juga berarti memberikan power
– kemampuan pada orang lain untuk bertindak ataupun membuat keputusan yang
relevan atas pekerjaan mereka
Pada lingkungan kerja yang selalu
berubah, pemberdayaan merupakan skill yang penting dikuasai oleh seorang
manajer.
2. 6. Pendekatan Kepemimpinan
Terdapat
dua pendekatan Kepemimpinan bagi lower level manager, yaitu:
1. Pendekatan Traits
Trait
adalah personal karakteristik individu yang relatif stabil dan menetap Dasar
personal yang dianggap penting bagi efektivitas kepemimpinan adalah : drive,
motivation, honesty and integrity, self-confidence, intelligence,
knowledge dan flexibility
7
2. 7. Pemimpin yang Efektif
Berikut adalah beberapa ciri pemimpin
yang efektif:
• Memiliki visi yang menarik
• Menentukan sasaran yang jelas (specific,
measurable, attainable, realistic, time-oriented-smart)
• Dapat mengembangkan karyawan yang
terlatih dan berpengalaman
• Selalu memberikan umpan balik
• Melibatkan karyawan dalam memecahkan
masalah
• Mengembangkan iklim kerja yang
mendorong kepercayaan, keterbukaan dan kebersamaan dalam bekerja
Kepemimpinan yang efektif juga dapat dicapai melalui
pendelegasian kepada bawahan. Melalui pendelegasian, pemimpin akan menghemat
waktu, membangun kebanggaan dan harga diri pada bawahannya karena
diikutsertakan dalam penentuan hasil usahanya, dapat mengembangkan bakat,
inovasi, dan kreativitas, serta mendorong timmbulnya motivasi berprestasi.
2. 8. Pemimpin dan Komunikasi
Communication
is the interpersonal process of sending and receiving symbols with message
attached to them
Komunikasi merupakan keterampilan penting bagi seorang
manajer dan merupakan dasar yang utama bagi kepemimpinan yang efektif. Melalui
komunikasi seorang manajer berbagi dan bertukar informasi, mempengaruhi,
mengontrol dan menginspirasi orang lain
8
Manajer
berperan penting dalam membangun komunikasi.
Peran-peran
tersebut adalah:
• Monitor Role : Mendapatkan informasi yang tepat
dari dalam dan luar organisasi
• Disseminator Role : Mendistribusikan informasi dalam
unit kerjanya
• Spokeperson Role : Mendistribusikan informasi keluar
unit kerjanya
• Decision-Maker Role : Memanfaatkan informasi untuk
menyelesaikan masalah atau untuk mencari kesempatan
Komunikasi
juga dilakukan untuk proses pemberian feedback dari manajer kepada
bawahan. Feedback is the process of telling someone else how you feel
about something that person did or said
Manajer
harus memastikan bahwa feedback yang diberikan dapat dipahami, dapat
diterima, dan masuk akal.
III.
Memimpin Melalui Motivasi
Manajer yang leads through motivation akan
mengembangkan suatu kondisi kerja dan melakukan kepemimpinan yang menggugah
seseorang untuk bekerja lebih keras
To motivate means to encourage and inspire
Motivasi
adalah dorongan dalam diri yang berhubungan dengan tingkat, arah dan
persistensi –konsistensi usaha yang dilakukan seseorang dalam bekerja.
3. 1. Pengertian Motivasi
Beberapa pengertian yang dikaitkan dengan motivasi :
Motivasi
adalah keinginan (desires, wants),tujuan (aims, goals), kebutuhan
(needs), dorongan (drives), motif, sikap, insentif.
9
Motivasi
adalah dorongan dalam diri yang berhubungan dengan tingkat, arah dan
persistensi –konsistensi usaha yang dilakukan seseorang dalam bekerja.
Motivasi
internal adalah dorongan (drives) dan perilaku (attitude). Kita
semua termotivasi, baik positif maupun negatif.
Istilah
motivasi berasal dari bahasa Latin: movere yang berarti to move.
Pengertian
motivasi terdiri dari 3 komponen:
Pemberian daya pada perilaku
(energizing) Pemberi arah pada perilaku (directing)
Mempertahankan
perilaku (sustaining)
3. 2. Motif Sosial
Menurut David McCelland semua orang
dewasa berpotensi bertingkah lalu secara beraneka ragam tergantung kepada :
kekuatan atau kesiapan dari berbagai motif pada dirinya
karakteristik situasi dan kesempatan
Terdapat
tiga motif sosial, yaitu:
Motif
Prestasi
Motif Persahabatan Motif
Kekuasaan
Karakteristik situasi akan menentukan motif mana yang
akan terangsang dan macam tingkah laku yang timbul. Setiap orang memiliki
ketiga motif sosial, tapi dengan kadar motif yang berlainan. Orang dengan Motif
Prestasi, Motif Sahabat dan Motif Kuasa yang tinggi, tingkah lakunya dapat
diramalkan, makin kuat motif itu, makin jelas corak tingkah laku yang tampak.
Orang
dengan Motif Prestasi yang tinggi, akan:
Melakukan
sesuatu lebih baik daripada orang lain
Mencapai
atau melebihi ‘ukuran keberhasilan’ yang ditetapkan sendiri
10
Mencari umpan balik (feedback)
tentang hasil tindakannya
Mengambil
risiko yang moderat(menantang tetapi dapat dicapai secara nyata)
Berusaha melakukan sesuatu dengan cara
kreatif dan inovatif
Mengingatkan
diri atau melibatkan diri pada karir di masa yang akan datang.
Orang dengan Motif Persahabatan yang
tinggi :
Lebih
memperhatikan apakah ia disukai dan diterima oleh orang lain yang diikuti
dengan adanya persahabatan
Lebih
suka berhubungan dan bersama orang lain daripada sendirian, termasuk
bercakap-cakap lewat telepon, berkunjung.
Cemas
terhadap putusnya hubungan pribadi yang baik
Lebih
memperhatikan segi hubungan antar pribadi daripada segi hubungan tugas dalam pekerjaan
Mencari
persetujuan atau kesepakatan dari orang lain, cemas terhadap putusnya hubungan
pribadi yang baik
Bekerja
lebih efektif dalam hubungan kerjasama yang kooperatif.
Orang
dengan Motif Kekuasaan yang tinggi :
Melakukan
perbuatan yang menunjukkan kekuasaannya
Melakukan
sesuatu yang mengakibatkan timbulnya perasaan sangat positif(senang) atau
sangat negatif pada orang lain
Sangat
aktif dalam menentukan arah kegiatan organisasi tempat ia berada
Peka
dan memperhatikan struktur pengaruh antar pribadi, kelompok dan organisasi
Mengumpulkan
benda/barang mewah atau menjadi anggota perkumpulan yang mencerminkan prestise
Cemas
akan nama baiknya/kedudukannya
Berusaha
menolong orang lain walaupun tidak diminta
11
ciri karyawan yang termotivasi tinggi
adalah:
Karyawan
tersebut mampu memotivasi diri sendiri, berinisiatif, dan memacu diri untuk
memulai sesuatu serta mempunyai komitmen tinggi (OCB : Organizational
Citizenship Behavior).
Tekun,
bekerja produktif menuntaskan tugas sampai berhasil walaupun mendapat
rintangan.
Mempunyai kemauan keras untuk bekerja-selalu sibuk
Bekerja efektif tanpa pengawasan
Melihat
hal-hal yang harus dikerjakan dan mengambil tindakan yang perlu
Menyukai
tantangan-ingin menguji kemampuannya-menyukai pencarian pemecahan masalah.
Selalu
ingin bertanya-menunjukkan keingintahuan
Memperlihatkan
ketidakpuasan konstruktif selalu memikirkan perbaikan sesuatu
Berorientasi pada sasaran atau pencapaian hasil Selalu
tepat waktu dan ingin menepati waktu
Tingkat
energi tinggi, dapat mengarahkan dan mempertahankan energi dengan efektif
Merasa
puas jika sudah melakukan pekerjaan dengan baik
Menghargai imbalan yang pantas untuk
hasil kerja yang berprestasi Memberikan andil pada penyelesaian pekerjaan yang
melebihi dari
yang
diharapkan
Memiliki
sikap positif terhadap pekerjaannya (bangga, punya kebiasaan kerja yang baik,
cermat, konsisten) dan terhadap lingkungan kerjanya (menghormati manajemen,
mempunyai hubungan baik dengan manajemen, kolega, dan bawahan)
Percaya
diri dan luwes dalam menyesuaikan diri dengan perubahan.
Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi
pengembangan motif
prestasi, antara lain:
12
Faktor
individu : penilaian tentang kemampuan/potensi diri, konsep diri, kematangan
pribadi (internal rewards)
Faktor Lingkungan
: dukungan dan
umpan balik positif
berupa
‘hadiah’ dalam bentuk pujian ,
penghargaan, promosi (external rewards) setiap kali individu
berhasil mencapai prestasi unggul.
Pada
saat memotivasi diri sendiri, faktor yang memotivasi Recognition & Responsibility.
Motivator yang paling besar pada diri adalah Belief yaitu, keyakinan
bahwa diri bertanggungjawab pada tindakan dan perilaku sendiri. Ketika orang
menerima tanggung jawab, semua menjadi lebih baik :kualitas, produktivitas, relationship
dan kerjasama
Untuk memotivasi orang lain, kita dapat memberi
penghargaan, menghargai, menciptkan pekerjaan yang lebih menarik, menjadi
pendengar yang baik, member tantangan, serta menolong tapi tidak melakukan
sesuatu bagi orang lain yang sebenarnya dapat dilakukan oleh dirinya sendiri.
Salah
satu hal yang dapat dilakukan manajer untuk memotivasi bawahannya adalah dengan
memberikan reward. Agar pengaruh reward dapat digunakan secara
maksimal, manajer perlu :
• Menghormati keberagaman dan perbedaan
individu
• Secara jelas memahami apa yang orang
lain inginkan dari suatu pekerjaan
• Mengalokasikan rewards untuk
memuaskan kebutuhan individu dan organisasi
IV. PENUTUP
Setelah memahami benar hakikat kepemimpinan, maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak mungkin berlangsung tanpa ada upaya
memotivasi bawahan/orang lain. Dalam artian pihak lain/bawahan dapat patuh
mengikuti apa kata sang pemimpin, hanya jika sang pemimpin mampu mendorong atau
memotivasi mereka sehingga mereka (bawahan/rekan) dapat terdorong untuk
melakukan suatu tindakan yang terarah pada tujuan bersama. Mengingat para
13
bawahan atau rekan kerja yang
dimotivasi memiliki beragam kepribadian dengan beragam motivasi, maka rangkaian
kata berikut ini layak disimak dalam rangka menjadi pemimpin yang mampu
memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan unit kerja dan organisasi.
To
be a Good Leader you need to use your HEAD , demonstrate HEART, Act with GUTS.
Seiring dengan perusahaan tempat
materi ini dibahas, yang bergerak di bidang perminyakan, maka motivation is
like fire-unless you keep adding fuel to it, it dies.
Kesimpulan
Seorang
pemimpin harus bisa memotivasi bawahannya agar bekerja untuk lebih produktif.
dan menjalin komunikasi dengan 2 arah dengan baik untuk tercapainya tujuan
bersama.
kepemimpinan
yang baik sangat penting bagi kelangsungan bersama suatu organisasi. bila
kepemimpinannya kurang baik, maka akan mempengaruhi kinerja bawahannya sehingga
dapat menghambat kemajuan organisasi tersebut. dan kemungkinan kelompok akan
berusaha kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya.
beberapa kualitas yang
harus dimiliki jika ingin menjadi pemimpin yang baik adalah sebagai berikut :
1. antusias
2. Integritas
3. Loyalitas.
4. Adil
5. Menyayangi
bawahannya
6. Tidak memiliki ego
berlebihan
7. Percaya diri
Ada
2 tipe mindset dari seorang pemimpin. yaitu, mindset aktif dan mindset reaktif.
mindset aktif mempunyai ciri-ciri : faster, harder, dan smarter. dan mindset
reaktif ciri-cirinya adalah : richer, deeper, wiser.
dalam menjalankan
kepemimpinan, ada beberapa tipe. yang pertama adalah kepemimpinan visioner.
jadi, motivasi dalam
kepemimpinan perlu diterapkan agar para bawahan semakin termotivasi untuk
menjadi lebih produktif dan menjaga hubungan harmonis agar tujuan dari suatu
organisasi bisa tercapai.
Daftar Pustaka
Disajikan pada
Kursus Arus Minyak Korporat Tahap Ketiga Angkatan II Tahun 2008, Marina Sulastiana
Jurnal II
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk
social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau
berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok
baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok
tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota
kelompok haruslah saling menghormati & menghargai.
Keteraturan hidup
perlu selalu dijaga, Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan
& menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah
makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di
anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana
yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya
mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu
dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik.
Untuk itulah
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa
pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin
manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik.
Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit.
Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik. Sangat diperlukan sekali jiwa
kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu
dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia
memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena
jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut
mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah
pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang
dipimpin.
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
1.
Apakah Kepemimpinan itu ?
2.
Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin ?
3. Bagaimana
hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan ?
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Apakah
Kepemimpinan itu ?
Menurut sejarah,
“kepemimpinan” muncul pada abad 18 dan ada beberapa pengertian darikepemimpinan yang
menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi
orang, baik individu maupun masyarakat.
Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara
lain:
1.
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
2.
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
3.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang
diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)
4.
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok
atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
5.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan)
pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai
tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Dari pengertian-pengertian
di atas Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain
agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung
dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk
mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang
diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Seperti yang dikatakan
oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari
dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan
karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan
dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya
integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi
serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan hanya
dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, Seorang pemimpin adalah seseorang
yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin juga seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama. Meskipun banyak di antara pemimpin
yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam
kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang
sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang
melayani.
Kepemimpinan
juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah
jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan
dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika
terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang
kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada
lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam
organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.
Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna
terkait dengan kepemimpinan sejati, yaitu :
1. Q
Leader pertama berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti
kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti
kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki
kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.
2. Q
Leader kedua berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari
aspek visioner maupun aspek manajerial.
3.
Q Leader ketiga berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’ dalam
bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).
4. Q
Leader keempat berarti qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah
seseorang yang sungguh-sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola
dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).
Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi
seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai
tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam
upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan
setiap pribadi seorang pemimpin.
2.2 Bagaimana
hakikat menjadi seorang pemimpin ?
Pemimpin yang melayani
adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian dan
harapan dari mereka yang dipimpinnya. Sangat diperlukan sekali jiwa
kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu
dipupuk dan dikembangkan, Paling tidak untuk memimpin diri sendiri. Jadi
pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal, Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang
didasarkan pada kerendahan hati.
Seperti contoh Nelson
Mandela, Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari
negara yang rasialis, menjadi negara yang demokratis dan merdeka. Dalam sebuah
acara talk show TV yang dipandu oleh presenter terkenal Oprah Winfrey,
bagaimana Nelson Mandela menceritakan bahwa selama penderitaan 27 tahun dalam
penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam dirinya. Dia
mengalami perubahan karakter dan memperoleh kedamaian dalam dirinya. Sehingga
dia menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah
membuatnya menderita selama bertahun-tahun. Seperti yang dikatakan oleh penulis
buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati
dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Perubahan karakter
adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam,
tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang
kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang
jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Pemimpin yang
melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu
mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan
dari mereka yang dipimpinnya.
Dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan
pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya. Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri,
tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang berhasil
hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau
pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat,
sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
A.
Karakter Kepemimpinan
Kepemimpianan yang
melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari
dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi
pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan
betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru
tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan
ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah
duduk nyaman di kursinya.
Seorang pemimpin
memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya
sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku
yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You.
Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk
membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi
sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut.
Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas
pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Seorang pemimpin yang
memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah
akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya
seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada
public atau kepada setiap anggota organisasinya.
B. Metode
Kepemimpinan
Seorang pemimpin tidak
cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki
serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter
dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru
tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik.
Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang
dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang
memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di
sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill
atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan
berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini
metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki
karakter kepemimpinan.
Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan
dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju.
Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang – orang atau
organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi,
kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah
organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam
mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada
2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya
seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi
organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke
dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
visi itu.
Seorang pemimpin yang
efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap tehadap
setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin.
Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap
permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi. Seorang pemimpin yang efektif
adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya
(performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi,
mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk
rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb),
melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta
mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
C. Perilaku
Kepemimpinan
Pemimpin yang melayani
bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan
metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan
seorang pemimpin.
Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka
yang dipimpin, tapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan
Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia
memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang
dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Pemimpin focus pada hal – hal spiritual
dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran
adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan
bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih
mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan,
dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan
bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi,
dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap
komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer
(doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
2.3
Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan ?
Kearifan local yaitu
spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan,
kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan
keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan
rumit. Dalam suatu local (daerah) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang
selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan
suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya.
Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang mampu
menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah,
serangkaian masalah tidaklah boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul
haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu
menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan
local masyarakat, setiap masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan
kearifan local masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang di
alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi
banjir di wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat
tidak menguntungkan. Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan
drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan rencana agar
pembangunan yang dilaksanakan tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan
yang cepat dengan membuat gorong – gorong bisa menurunkan debit air yang
meluber ke jalan.
Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I
Gede Wijaya sebelumnya telah melakukan sosialisasi terkait pembangunan gorong –
gorong. Camat Kuta secara langsung dan tertulis telah menyampaikan hal tersebut
kepada pengusaha serta pemilik bangunan dalam surat No. 620/676/ke/07 ,
tertanggal 27 desember 2007
BAB IV
Kesimpulan
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang memberi arti pada kerjasama dan dihasilkan dengan
kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan. jadi, kepemiminan adalah tindakan
mempengaruhi prilaku orang lain agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu.
4 makna mengenai
kepemimpinan sejati adalah :
1. kecerdasan atau
intelligence
2. kepmimpinan yang
memiliki kualitas
3. memiliki kharisma
4. mengenali dirinya
sendiri
pemimpin yang
melayani adalah pemimpin yang mau mendengar.
artinya seorang
pemimpin dengan sukarela mau mendengarkan unek - unek dari para bawahannya
sehingga terjalinin kedeketan emosional dalam suatu organisasi.
Perubahan
karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan
dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya
integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi
serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang
dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan,
kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Seorang
pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus
memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang
efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu
karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan
formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan
yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka
yang dipimpinnya.
Pemimpin
tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh-sungguh
memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam
perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa
memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
DAFTAR PUSTAKA
James K. Van Fleet, 1973, 22 Manajemen Kepemimpinan, Jakarta:Mitra
Usaha
Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemen PT. Cendekia
Informatika, Jakarta
http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-kepemimpinan_6811.html
W. Brown steven, 1998, Manajemen Kepemipinan, Jakarta: Profesional
Books
Jurnal III
Pustaha: Jurnal Studi
Perpustakaan dan Informasi, Vol.4, No.1, Juni 2008
Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan
Organisasi (Organizational Change) pada Perpustakaan Perguruan Tinggi
Irawaty A. Kahar
Program Studi Ilmu Perpustakaan
Universitas Sumatera Utara
Abstract
Success
in the organizational change is determined by leadeship, because leadership
with leader is who implementing and planning change. This paper is aimed at
obtaining information to related the effect of leadeship with many aspeks on
organizational change. Based on those teories reveals that some aspecs of
leadersip with (1) visionary leader, (2) comunicator leader,
(3)
leader as change agent, (4) (leader as coach) and leader as Technology
information analysis,could be enhanced and improved organizational change.
Therefore this aspecs can be used for achieved organizational change special at
University libraries.
Keywords: Leadersip, Organizational
Change
1. Pendahuluan
Era globalisasi telah mengubah
dunia menjadi seakan tanpa batas, perkembangan ilmu pengetahuan kian pesat dan
pada waktu yang sama di tempat yang berbeda informasi dapat diperoleh dengan
mudah. Sebagai konsekuensi logis terjadilah ledakan informasi yang tentunya
memerlukan suatu teknologi yaitu teknologi informasi untuk dapat mengakses dan
menyebarluaskan informasi tersebut dengan cepat.
Pesatnya kemajuan teknologi
informasi dewasa ini berdampak cukup luas terhadap semua lini kehidupan,
termasuk kehidupan organisasi salah satunya adalah organisasi perpustakaan
perguruan tinggi. Ditambah lagi dengan kehidupan masyarakat global yang penuh
tantangan menuntut organisasi perpustakaan perguruan tinggi dengan segenap
potensi dan misi mampu menempatkan diri dalam konteks lingkungan strategis yang
selalu berubah.
Perpustakaan perguruan tinggi
sebagai pusat dokumentasi dan informasi serta sumber literatur mendukung
Tridharma Perguruan Tinggi dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat. Perpustakaan adalah yang pertama merasakan dampak
dari ledakan informasi, karena untuk menyimpan, mengelola dan menyebarluaskan
informasi tersebut menjadi
tanggungjawab perpustakaan.. Kehadiran Teknologi Infor-masi telah merubah
wahana penyampaian informasi di perpustakaan dari berbasiskan kertas dan cetak
menjadi multi media, di samping itu sistem pelayananpun berubah dari manual ke
otomasi
Sehubungan dengan itu sudah
saatnya suatu perubahan pada organisasi perpustakaan dioptimalkan yang secara
spesifik berupa perubahan teknologi dalam bentuk otomasi perpustakaan.
Perubahan pada organisasi perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah
ekspektasi dalam era globalisasi ini dan hendaklah dapat dimanifestasikan dalam
bentuk aplikasi Teknologi Informasi.
Perubahan organisasi bisa berupa
perubahan teknologi, struktur, individu dan fisik yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan serta budaya baru. Dalam melakukan perubahan terhadap organisassi
banyak faktor yang menghambat perubahan tersebut termasuk budaya organisasi
yang menolak akan perubahan serta kepemimpinan yang lemah. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat Daff (1988: 659) bahwa kepemimpinan dapat mendorong
serta mendukung kreatifitas untuk membantu pengikut dan organisasi agar lebih
menerima serta siap berubah. Selanjutnya penelitian Bishop (2001: 2020-227)
menyatakan bahwa
Halaman 21
pimpinan pada tingkat puncak
memfasilitasi kemampuan untuk perubahan dalam tingkatan mendukung serta
mengembangkan kemampuan untuk perubahan. Hasil penelitian tersebut menyiratkan
bahwa semakin kuat kepemimpinan seseorang dalam melakukan tindakan untuk
perubahan organisasi maka akan semakin tinggi tingkat tercapainya perubahan
organisasi, sebaliknya semakin lemah kepemimpinan seseorang dalam mempengaruhi
dan menggerakkan orang lain untuk melakukan perubahan, maka semakin rendah pula
tingkat tercapainya perubahan.
Pengaruh dan tanggung jawab
kepemimpinan seperti yang disebutkan di atas sudah barang tentu menuntut pengetahuan,
keterampilan, profesional, dan latar belakang pendidikan tinggi. Khusus untuk
kepemimpinan perpustakaan perguruan tinggi, yang akan mengimplementasikan
Teknologi Informasi sebagai suatu perubahan, pendidikan mereka seharusnya S2
ilmu perpustakaan dan minimal sarjana perpustakaan, karena semasa pendidikan,
mereka cukup dibekali dengan ilmu dan keterampilan aplikasi teknologi informasi
untuk perpustakaan. Namun pada kenyataan sebagian besar jabatan pimpinan
perpustakaan perguruan tinggi khususnya di Sumatera Utara lebih mengacu pada
kepangkatan tanpa latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan. Hal tersebut
terungkap melalui pengumpulan data (survei penulis tahun 2006 terhadap 21
perpustakaan perguruan tinggi di Sumatera Utara) pimpinan perpustakaan yang
berlatar belakang pendidikan S2 sebanyak 4,76%, S1 19,05%, Diploma3 4,76%, dan
71,43% dengan latar belakang non sarjana ilmu perpustaan. Kondisi ini yang
mungkin meyebabkan sebagian kepemimpinan perpustakaan belum mampu membawa
organisasinya pada perubahan dengan konsep pemanfaatan teknologi informasi.
Dalam konteks ini timbul
pertanyaan konsep kepemimpinan yang bagaimana yang cocok dan dapat membawa
organisasi pada perubahan? Sehubungan dengan permasa-lahan tersebut penulis
berupaya memberikan solusi yang berlandaskan pada teori dan konsep kepemimpinan
yang dapat membawa organisasi pada perubahan. khususnya dalam implementasi
teknologi informasi pada
perpustakaan
perguruan tinggi yang akan dibahas berikut ini.
2. Pembahasan
Perubahan
Organisasi (Organizational Change)
Untuk
memahami perubahan organisasi secara teoretis, penulis mengumpulkan beberapa
definisi dan konsep para ilmuan. Michel Beer (2000: 452) menyatakan berubah itu
adalah memilih tindakan yang berbeda dari se belumnya, perbedaan itulah yang
menghasilkan sustu perubahan. Jika pilihan hasilnya sama dengan yang sebelumnya
berarti akan memperkuat status quo yang ada. Selanjutnya Winardi (2005: 2)
menyatakan, bahwa perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu
organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju ke kondisi masa yang akan
datang menurut yang di inginkan guna meningkatkan efektivitasnya. Sejalan
dengan itu Anne Maria (1998: 209) berpendapat, bahwa perubahan organisasi
adalah suatu tindakan menyusun kembali komponen-komponen organisasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi. Mengingat begitu pentingnya
perubahan dalam lingkungan yang bergerak cepat sudah saatnya organisasi tidak
menunda perubahan, penundaan berarti akan menghadapkan organisasi pada proses
kemunduran.
Akan tetapi perlu diingat bahwa
tidak semua perubahan yang terjadi akan menimbulkan kondisi yang lebih baik,
sehingga perlu diupayakan agar perubahan tersebut diarahkan kearah yang lebih
baik dibandingkan dengan kondisi yang sebelumnya.
Pendapat yang senada dikemukakan
oleh JO. Bryson (1990: 374) seorang pakar dalam manajemen perpustakan
menyatakan bahwa
”when
one or more elements in alibrary change it is called organizational change”
Pendapat
Bryson tersebut menunjukkan bahwa salah satu unsur saja dalam organisasi yang
berubah, sudah dapat dikatakan sebagai perubahan organisasi.
Dari
beberapa definisi tentang perubahan di atas dapat ditarik pengertian bahwa
perubahan organisasi itu merupakan suatu tindakan yang dilakukan terhadap unsur-unsur
dalam suatu organisasi untuk meningkatkan efektivitas organisasi menuju ke arah
yang lebih baik
Halaman 22
|
Pada dasawarsa akhir ini,
kepemimpinan lebih populer dengan kepemimpinan perubahan.
|
Halaman 23
|
Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan
Informasi, Vol.4, No.1, Juni 2008
daripada
|
sebelumnya. Perubahan
|
merupakan
|
Kepemimpinan
|
|
|
|
||||||||||
bagian dari kehidupan manusia,
dan dapat
|
a. Pengertian Pemimpin
|
|
|
|
||||||||||||
juga terjadi
pada organisasi termasuk
|
|
|
|
|||||||||||||
organisasi perpustakaan.
|
|
|
|
|
|
Kepemimpinan merupakan salah satu unsur
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
Perpustakaan sebagai organisasi
nirlaba tidak
|
penentu keberhasilan organisasi, terlebih lagi
|
|
||||||||||||||
dapat terhindar
dari perubahan, kehadiran
|
dalam menuju perubahan. Untuk
memahami
|
|
||||||||||||||
perkembangan
|
|
teknologi
|
|
informasi
|
apa yang
dimaksud dengan kepemimpinan
|
|
||||||||||
merupakan dorongan eksternal
yang utama
|
(leadership) ada
baiknya terlebih dahulu
|
|
||||||||||||||
akan merubah
unsur-unsur dari organisasi
|
mengetahui arti pemimpin (leader). Hal ini
|
|
||||||||||||||
perpustakaan. Setiap
|
organisasi
|
mempunyai
|
disebabkan
kepemimpinan
|
dilakukan oleh
|
|
|||||||||||
target
perubahan yang berbeda sesuai dengan
|
seorang pemimpin dan ia
mengemban tugas
|
|
||||||||||||||
kebutuhan dan
faktor dominan yang
|
dengan
|
beraktivitas
untuk
|
melaksanakan
|
|
||||||||||||
mendorong perubahan tersebut,
begitu juga
|
kepemimpinan tersebut.
|
|
|
|
||||||||||||
perubahan
|
pada
|
perpustakaan
|
perguruan
|
Menurut Robbert D Stuart (2002: 352) bahwa
|
|
|||||||||||
tinggi termasuk perubahan yang
direncanakan
|
|
|||||||||||||||
yang diakibatkan
oleh dorongan teknologi
|
pemimpin adalah seorang yang
diharapkan
|
|
||||||||||||||
informasi.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
mempunyai
kemampuan untuk mempe-
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ngaruhi, memberi petunjuk dan juga mampu
|
|
||||
Sehubungan dengan itu Bryson
(1990: 374-
|
menentukan individu untuk mencapai tujuan
|
|
||||||||||||||
375) menjelaskan
bahwa perubahan yang
|
organisasi.
Seiring dengan itu
James P.
|
|
||||||||||||||
mendasar
|
pada
|
organisasi
|
perpustakaan
|
Spillane
(2006: 10) menyatakan
bahwa
|
|
|||||||||||
adalah:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
pemimpin itu
agen perubahan dengan
|
|
||||
1. Perubahan
teknologi yang meliputi
|
kegiatan
mempengaruhi orang-orang lebih
|
|
||||||||||||||
otomasi perpustakaan pada bidang: proses
|
daripada
pengaruh orang-orang tersebut
|
|
||||||||||||||
pengatalogan,
|
pelayanan
|
pemakai dan
|
kepadanya
|
|
|
|
|
|||||||||
sistem pengadaan bahan pustaka, Sistem
|
b. Konsep Kepemimpinan
|
|
|
|
||||||||||||
penelusuran informasi seperti
CD-ROM
|
|
|
|
|||||||||||||
dan OPACs, internet.
|
|
|
|
|
|
Beragam definisi dan konsep kepemimpinan
|
|
|||||||||
2. Perubahan
struktur, sebagai hasil
dari
|
|
|||||||||||||||
komputerisasi
|
yang
|
meliputi
|
spesialisasi
|
yang
ditemukan dalam berbagai
bahan
|
|
|||||||||||
kerja, wewenang, departementalisasi dan
|
pustaka, yang masing-masing berbeda dalam
|
|
||||||||||||||
rentang kendali.
|
|
|
|
|
|
|
penekanan arti. Richard L. Daf
(2005: 5)
|
|
||||||||
3. seting
|
pisik,
|
meliputi
|
letak
|
tata ruang,
|
mendefinisikan
kepemimpinan (leadership)
|
|
||||||||||
desain
|
interior,
|
fasilitas
|
|
penempatan
|
adalah
suatu pengaruh yang
berhubungan
|
|
||||||||||
peralatan sesuai dengan
kebutuhan kerja.
|
antara
|
para
|
pemimpin
|
dan
|
pengikut
|
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(followers). Kemudian
Gibson menyatakan
|
|
||||
Pernyataan Bryson tersebut
lebih memperjelas
|
bahwa
kepemimpinan adalah suatu
upaya
|
|
||||||||||||||
bahwa
|
perubahan organisasi
|
perpustakaan
|
menggunakan
|
pengaruh untuk
|
memotivasi
|
|
||||||||||
yang utama
adalah pemanfaatan teknologi
|
orang-orang guna pencapaian suatu tujuan.
|
|
||||||||||||||
informasi yang secara otomatis
akan merubah
|
Masih berhubungan dengan pengaruh, Ken
|
|
||||||||||||||
struktur
|
dan
|
penataan
|
pisik
|
dan
|
individu
|
Blanchard yang
dikutip oleh Marcelene
|
|
|||||||||
(people) di
perpustakaan.
|
|
|
|
|
|
caroselli (2000: 9) menyatakan bahwa kunci
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
untuk kepemimpinan hari
ini adalah
|
|
||||
Sebagaimana yang dijelaskan di
atas bahwa
|
“pengaruh” bukan “kekuasaan” selanjutnya ia
|
|
||||||||||||||
untuk melaksanakan perubahan
organisasi di
|
mengatakan para pemimpin tahu bagaimana
|
|
||||||||||||||
perpustakaan
|
perguruan
|
tinggi
|
tidaklah
|
mempengaruhi
orang-orang dan membujuk
|
|
|||||||||||
mudah,
|
kepemimpinan
|
|
merupakan
|
faktor
|
mereka untuk suatu tuntutan pekerjaan yang
|
|
||||||||||
kunci dalam
menentukan suksesnya suatu
|
tinggi.
|
|
|
|
|
|
||||||||||
organisasi
menuju perubahan. Berikut ini akan
|
c. Konsep Kepememimpinan
Perubahan
|
|
||||||||||||||
dibahas
|
|
lebih
|
luas
|
|
tentang
|
konsep
|
|
kepemimpinan perubahan yang
berlandaskan
pada teori.
Richard L. Daff mengemukakan
konsep kepepemimpinan dalam satu definisi saja yaitu “kepemimpinan adalah
merupakan suatu pengaruh hubungan antara pimpinan dan pengikut (followers)
yang bermaksud pada perubahan dan hasil nyata yang mencerminkan tujuan bersama”
Dari definisi tersebut tercakup tujuh unsur yang esensial dalam kepemimpinan,
(1) pemimpin (leader),
(2) pengaruh (Influence),
(3) pengikut (Follower), (4) maksud (Intention), (5) Tujuan
bersama (shared purpose), (6) Perubahan (change), (7) tanggung
jawab pribadi (Personal responbility).
pengaruh
adalah hubungan timbal balik bukan satu arah antara pemimpin dengan pengikut
dengan maksud dan harapan terjadi perubahan yang berarti sebagai hasil dari
tujuan bersama. Dari pandangan Daff di atas dapat dipahami bahwa pengaruh tidak
dikaitkan dengan unsur kekuasaan maupun paksaan yang dilakukan pemimpin
terhadap bawahan. Pemimpin mempengaruhi bawahan dan juga bawahan dapat
mempengaruhi pemimpin, malahan menurut Daff pengikut yang baik bukanlah “Yes
people” kadang-kadang pemimpin yang efektif sama dengan dengan pengikut
yang efektif, hanya berbeda dalam memainkan perannya. Kemudian unsur tanggung
jawab pribadi dan integritas (personal responbility and integrity)
menunjukkan adanya tanggung jawab antara pimpinan dan orang-orang yang ada
dalam organisasi harus sama-sama mempunyai tanggung jawab penuh untuk mencapai
tujuan. Sedangkan unsur perubahan (change) merupakan hasil dari pimpinan
dan pengikut yang menjadi harapan masa depan dan mereka sama-sama menciptakan
perubahan, bukan memelihara status quo. Atau dengan kata lain perubahan adalah
gambaran dari tujuan bersama (shared purpose).
Jika
dicermati ketujuh elemen kepemimpinan yang dikemukakan oleh Daff, terkandung
makna penting, bahwa antara pimpinan dan pengikut tidak terdapat perbedaan yang
nyata dalam memberikan pengaruh dan tanggung jawab untuk mencapai perubahan.
Yang berbeda adalah peran antara pemimpin dan pengikut.
Dari beberapa definisi dan konsep
kepemimpinan di atas terlihat bahwa kepemimpinan pada artinya merupakan
adanya
kegiatan/aktivitas mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja sama
dalam rangka mencapai tujuan bersama, apakah tujuan itu berupa perubahan
organisasi dan sebagainya.
Sehubungan
dengan itu, Burt Nanus (1999: 18) menemukan model khusus yang digunakan untuk
memahami peran pemimpin organisasi non profit yang diwujudkan dalam kegiatan,
yaitu:
1) Dalam organisasi (Inside the
organization), peran pimpinan berinteraksi dengan staf dan tenaga
sukarela untuk memberikan inspirasi, mendorong, menggerakkan dan memberdayakan
mereka.
2) Ke luar organisasi (outside
organization), peran pimpinan mencari bantuan, dukungan dari donatur, mitra
yang berpotensi dengan para pimpinan bisnis di luar organisasi.
3) Pada masa operasi (present
operation), pimpinan memusatkan pada kualitas dan pelayanan, pada struktur
organisasi, sistem informasi dan aspek lainnya.
4) Kemungkinan masa depan (on
future possiblities), pimpinan mengantisipasi trends serta
mengembangkan arah masa depan organisasi. Keempat hal tersebut terdiri dari
enam peran yang merupakan aktivitas pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya
dan oleh Burt digambarkan sebagai berikut:
Ke luar organisasi
|
Politisi dan
|
Memberi visi dan
|
|
|
|
Juru kampanye
|
Strategi
|
|
|
Masa
|
|
|
Kemungkinan
|
|
|
|
|
||
operasi
|
|
Masa depan
|
|
|
|
Pelatih
|
Agen perubahan
|
|
|
|
|
|
|
|
Dalam Organisasi
Gambar
– 2.6: Peran Pemimpin Organisasi Non-profit
Sumber: Burt Nanus. Leaderrs Who Make a Diffrence
for Meeting the non Profit Challenge
(1999: 18)
Halaman 24
Keterangan gambar:
|
|
|
|
|
meliputi
|
memberikan
|
dorongan,
|
membujuk
|
|
||||||
1) Peran 1
dan 2: pemimpin sebagai pemberi
|
melalui
|
pendekatan-pendekatan
|
|
dengan
|
|
||||||||||
visi dan strategi (visionary
and strategies),
|
mengurangi
|
ancaman-ancaman
|
maupun
|
|
|||||||||||
maksudnya pemimpin adalah seorang yang
|
penolakkan
sehingga setiap individu siap untuk
|
|
|||||||||||||
bertanggung
|
jawab
|
untuk
|
menggerakan
|
berubah, (2) merubah (changging)
yang meliputi
|
|
||||||||||
organisasi ke arah
yang benar. Kemudian
|
pemberian
perubahan pada setiap
individu
|
|
|||||||||||||
pemimpin menetapkan,
menyebarkan
|
dan
|
melalui pembelajaran baru pada
sikap mereka,
|
|
||||||||||||
mengembangkan visi
dengan jelas serta
|
dalam
hal ini pekerja
diberi informasi
|
|
|||||||||||||
menunjukkan
cara-cara baru di masa yang
|
baru,model perilaku baru, dan
cara baru dalam
|
|
|||||||||||||
akan datang. Di samping itu ia memberikan
|
melihat
sesuatu sehingga pekerja belajar denga
|
|
|||||||||||||
inspirasi pada
anggotanya serta mendesain
|
sikap baru. dan (3) memantapkan (refreezing)
|
|
|||||||||||||
strategi
untuk mencapai visi
dan misi
|
perubahan
baru untuk membuat jadi permanen.
|
|
|||||||||||||
organisasi.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2) Peran
3 dan 4: Pemimpin sebagai politisi
|
Di samping itu Peter Hernon,
Ronald R (2003:
|
|
|||||||||||||
dan
|
juru
|
bicara
|
(politician
|
and
|
131)
menyatakan bahwa untuk
menilai
|
|
|||||||||
champaigner), artinya pemimpin berperan
|
kepemimpinan
|
|
organisasi
|
perpustakaan
|
|
||||||||||
sebagai penasehat, juru bicara dan sebagai
|
akademik, pemimpin
bertindak sebagai (1)
|
|
|||||||||||||
negosiator terhadap
bawahannya. Ia juga
|
strategi
visi dan tujuan
untuk organisasi
|
|
|||||||||||||
membangun
|
hubungan
|
|
dengan
|
perpustakaan,
(2) orang yang
memberikan
|
|
||||||||||
menggunakan sumber-sumber
|
informasi
|
kontribusi
pada kampus, (3) inisiatif dan kreatif,
|
|
||||||||||||
(super networker)
|
|
|
|
|
(4) membangun anggotanya,
menjaga moral dan
|
|
|||||||||
3) Peran 5: Pemimpin sebagai pelatih (coach),
|
memberikan inspirasi.
|
|
|
|
|
|
|||||||||
maksudnya didalam diri pemimpin telah
|
Definisi kepemimpinan yang
dikemukakan baik
|
|
|||||||||||||
tertanam sifat
membangun regu dan
|
|
||||||||||||||
membina orang-orang
dalam organisasi, ini
|
Burt,
maupun Peter Hernon,
pada dasarnya
|
|
|||||||||||||
merupakan
|
tanggungjawabnya. Selain
|
itu
|
adalah sama, semua poin yang
dikemukan Burt
|
|
|||||||||||
pemimpin
|
juga
berperan
|
membangun
|
juga terdapat dalam poin yang diajukan Peter.
|
|
|||||||||||
kepercayaan
|
yang
|
menjadi
|
pegangan
|
Pemimpin
yang dapat menganalisa pemanfaatan
|
|
||||||||||
organisasi dan ia juga pemberi semangat
|
teknologi merupakan unsur yang
amat penting
|
|
|||||||||||||
serta inspirasi pada setiap
individu.
|
|
|
(urgent) dalam kepemimpinan perubahan dan
|
|
|||||||||||
4) Peran 6: pemimpin sebagai agen perubahan
|
harus
|
diperhitungkan,
|
apalagi
|
bagi
|
|
||||||||||
(change agent)
dalam posisi untuk masa
|
kepemimpinan
|
perpustakaan
|
perguruan
|
tinggi
|
|
||||||||||
yang akan datang.
Ia mempunyai pengaruh
|
yang
menuju ke perubahan
dalam bidang
|
|
|||||||||||||
besar dalam pengambilan keputusan untuk
|
teknologi
|
informasi.
|
Bagaimana
|
mungkin
|
|
||||||||||
perubahan dan ia
memperkenalkan program-
|
seorang
pemimpin perpustakaan tidak
dapat
|
|
|||||||||||||
praogram baru,
menciptakan strategi kerja
|
berperan
atau tidak menguasai
teknologi
|
|
|||||||||||||
sama dengan
publik. Kadang-kadang ia
|
informasi.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
seorang restruktur
organisasi dan seorang
|
Merujuk pada konsep kepemimpinan di atas,
|
|
|||||||||||||
inovator.
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah
|
|
|||||||
Sebagai agen
perubahan, pemimpin adalah
|
aktivitas/kegiatan
|
atasan
dalam mempengaruhi
|
|
||||||||||||
individu yang
bertanggung jawab untuk
|
dan menggerakkan orang lain untuk mencapai
|
|
|||||||||||||
mengubah sistem
dan tingkah laku
anggota
|
tujuan
organisasi dengan aspek-aspek, (1)
|
|
|||||||||||||
organisasi. Dalam pelaksanaan
pemimpin dapat
|
pimpinan
|
yang memberikan,
|
mengembangkan
|
|
|||||||||||
mengunakan
model empat langkah Lewin. Kurt
|
dan menyebarkan visi (visioner), (2)
sebagai
|
|
|||||||||||||
Lewin dan Schein mereka berpendapat bahwa
|
komunikator,
|
(3)
|
menjadi
|
agen
|
perubahan
|
|
|||||||||
perubahan yang
sukses dalam organisasi
|
(change agent), (4) sebagai pelatih (coac)
dan
|
|
|||||||||||||
hendaknya
mengikuti empat langkah,
(1)
|
(5)dapat
|
menganalisa
|
pemanfaatan
|
teknologi
|
|
||||||||||
keinginan untuk
berubah (desire of change),
|
informasi.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
sebelum perubahan terjadi
setiap individu harus
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
merasakan suatu
kebutuhan, dapat berupa
|
Konsep
kepemimpinan berserta indikator-
|
|
|||||||||||||
kekurangan-kekurangan dan
ketidakpuasan
|
indikator di atas, dikumpulkan dari teori-teoti
|
|
|||||||||||||
selama
ini serta adanya
keinginan untuk
|
yang
dianggap dianggap cocok untuk membawa
|
|
|||||||||||||
meningkatkan,
(2) pencairan (unfreezing), yang
|
organisasi pada perubahan,
karena untuk suatu
|
|
Halaman 25
perubahan pemimpin
harus seorang yang
|
Di sisi lain Daft (2005: 659) menambahkan,
|
|
|||||||||||||||
visioner, dan dapat berperan
sebagai change
|
bahwa
pemimpin dapat mendorong
dan
|
|
|||||||||||||||
agent,
|
dapat
|
mengkomunikasikan
|
perubahan
|
mendukung
|
kreatifitas
|
untuk
|
membantu
|
|
|||||||||
baik ke luar maupun ke dalam
organisasi, ia
|
pengikut dan organisasi agar lebih menerima
|
|
|||||||||||||||
harus
menguasai teknologi informasi sehingga ia
|
serta
siap berubah. Pandangan
Peter Hess,
|
|
|||||||||||||||
akan dapat
bertindak sebagai pelatih
dari
|
tentang
pengaruh
|
|
kepemimpinan
|
terhadap
|
|
||||||||||||
bawahannya.
Kepemimpinan
|
perubahan
|
akan
|
perubahan melalui tanggung
jawab pemimpin
|
|
|||||||||||||
berhasil apabila ia kuat dan mampu menjalankan
|
dalam menggerakkan orang-orang, yaitu
|
|
|||||||||||||||
perannya seperti yang
disebutkan di atas, di
|
“change is
leadership respobility. The challenge
|
|
|||||||||||||||
samping itu beberapa teori
menyatakan bahwa
|
is to move
people beyond their evensiveness and
|
|
|||||||||||||||
kepemimpinan
|
|
melalui
|
pimpinannya
|
resistance
to the point where they view change
|
|
||||||||||||
berpengaruh
|
langsung
|
terhadap
|
perubahan
|
not as
threat but as an opportunity”
|
|
|
|||||||||||
organisasi hal
ini sangat mendukung
untuk
|
3. Penutup
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
pimpinan
tersebut melaksanakan perannya..
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
Pengaruh
Langsung Kepemimpinan terhadap
|
Untuk merencanakan dan
mengimplementasikan
|
|
|||||||||||||||
Perubahan Organisasi
|
|
|
|
|
perubahan organisasi diperlukan
kepemimpinan
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
yang kuat melalui tindakan pimpinan dalam
|
|
|||||||
Pengaruh
|
kepemimpinan
terhadap
|
perubahan
|
mempengaruhi, mengarahkan
anggota organisasi
|
|
|||||||||||||
dinyatakan
Hersey (2000: 491) bahwa pemimpin
|
untuk mencapai perubahan. Berdasarkan teori
|
|
|||||||||||||||
yang
|
berpengaruh,
|
tidak
|
melaksanakan
|
tindakan tersebut tercermin di dalam aspek-
|
|
||||||||||||
perubahan dalam kondisi fakum,
akan tetapi
|
aspek
kepemimpinan, yaitu pimpinan
yang
|
|
|||||||||||||||
perubahan
itu disempurnakan dengan hati-hati
|
dapat, (1) memberikan,
mengembangkan dan
|
|
|||||||||||||||
melalui
penciptaan berbagai bagian. Selanjutnya
|
menyebarkan
visi (visioner), (2)
sebagai
|
|
|||||||||||||||
Hersey
|
|
menjelaskan
|
bahwa
|
dengan
|
komunikator,
|
(3)
|
|
menjadi
|
agen
|
perubahan
|
|
||||||
pertimbangan dan pandangan
terhadap faktor-
|
(change agent), (4)
sebagai pelatih (coach) dan
|
|
|||||||||||||||
faktor
|
|
yang
|
|
mempengaruhi
|
suksesnya
|
(5)
|
menganalisa
|
|
pemanfaatan
|
teknologi
|
|
||||||
perubahan, dampak-dampak positif
dapat
|
informasi.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
diusulkan untuk terjadinya
perubahan tersebut.
|
Sehubungan dengan itu untuk mendapatkan
|
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
Pendapat
|
Anne
|
Maria
|
(1998:
|
217),
|
pimpinan perpustakaan perguruan
tinggi yang
|
|
|||||||||||
“Organizational
change is an important topic for
|
tepat
|
dalam
|
mewujudkan
|
suksesnya
|
|
||||||||||||
manager,
because a substantial part of their jobs
|
perubahan organisasi, strategi yang terbaik
|
|
|||||||||||||||
requires
the information and implementation of
|
adalah: Melalui rekrutmen
terhadap orang-
|
|
|||||||||||||||
planned organizational change” pendapat
|
orang
baru yang memenuhi
persyaratan
|
|
|||||||||||||||
tersebut
|
|
menunjukkan
|
bahwa
|
perubahan
|
berdasarkan pada aspek-aspek kepemimpinan
|
|
|||||||||||
organisasi yang direncanakan
menjadi bagian
|
yang
|
diinginkan.
|
Untuk
|
mendapatkan
|
|
||||||||||||
dari tugas seorang pimpinan.
Menurut Gibson
|
pimpinan yang visioner, langkah yang diambil
|
|
|||||||||||||||
(2006:
502) Apabila pada suatu kasus pimpinan
|
adalah, secara berkala pimpinan
universitas
|
|
|||||||||||||||
melaksanakan
|
|
perubahan,
|
dia
|
|
harus
|
mengharuskan
|
|
pimpinan
|
perpustakaan
|
|
|||||||
mengantisipasi
|
penolakan terhadap
|
perubahan
|
membuat
rencana strategis minimal
untuk
|
|
|||||||||||||
dan mempersiapkan serta
mengatasinya.
|
|
lima tahun ke depan. Kemudian hasil kerja
|
|
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
mereka
dinilai menurut kriteria
yang
|
|
|||||||
Tentang
|
adanya
|
pengaruh
|
langsung
|
ditetapkan oleh tim khusus.
Kesempatan ini
|
|
||||||||||||
kepemimpinan
|
terhadap
|
perubahan
|
organisasi
|
hendaknya diberikan juga kepada pimpinan
|
|
||||||||||||
diperkuat oleh Yulkl (2002:
300-301) bahwa
|
devisi, dengan konsekuensi bagi mereka yang
|
|
|||||||||||||||
seorang pemimpin dapat berbuat
banyak untuk
|
yang memenuhi kriteria atau mempunyai visi
|
|
|||||||||||||||
memfasilitasi kesuksesan
pelaksanaan per-
|
yang
dapat membabawa organisasi
pada
|
|
|||||||||||||||
ubahan, melalui
tindakan politik termasuk
|
perubahan
dipromosikan
|
menjadi
|
pimpinan
|
|
|||||||||||||
menciptakan
koalisi, membentuk tim, memilih
|
perpustakaan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
orang yang tepat untuk
diletakkan pada posisi
|
Pemimpin sebagai pelatih termasuk salah satu
|
|
|||||||||||||||
kunci, membuat
simbol perubahan, dan
|
|
||||||||||||||||
memonitor serta
mendeteksi persoalan yang
|
aspek
dari kepemimpinan yang
perlu
|
|
|||||||||||||||
harus
diperhatikan.
|
|
|
|
|
|
ditingkatkan. Apalagi perubahan utama dalam
|
|
||||||||||
Halaman 26
organisasi perpustakaan adalah
perubahan pada teknologi informasi (otomasi perpustakaan). Dalam hal ini,
dibutuhkan seorang pimpinan yang dapat menganalisa teknologi informasi,
membimbing dan mengarahkan bawahannya untuk tidak canggung menerapkan teknologi
informasi.
Untuk ini latar belakang
pendidikan mereka sebaiknya S2 ilmu perpustakaan atau minimal sarjana
perpustakaan. Suatu langkah yang dapat dilakukan adalah, dengan merekrut
lulusan program studi ilmu perpustakaan yang diselenggarakan di dalam negeri
seperti di USU, UI, UNPAD dan UNHAS, maupun lulusan luar negeri. Bagi pimpinan
lama yang belum mendapat pendidikan ilmu perpustakaan diperlukan perhatian dari
pimpinan universitas untuk memberikan fasilitas dalam melanjutkan pendidikan
maupun pelatihan pada bidang ilmu perpustakaan.
Untuk pemimpin bertindak yang
bertindak sebagai agen perubahan, dibutuhkan seorang pimpinan perpustakaan yang
dapat mengkomunikasikan keuntungan serta pentingnya suatu perubahan baik ke
dalam maupun ke luar organisasi Hal ini dapat dilakukan melalui tulisan di
majalah kampus, poster, dan ceramah.
Kesimpulan
Bahwa perubahan organisasi
itu merupakan suatu tindakan yang dilakukan terhadap unsur-unsur dalam suatu
organisasi untuk meningkatkan efektivitas organisasi menuju ke arah yang lebih
baik.
Pada dewasa akhir ini,
kepemimpinan lebih populer dengan kepemimpinan perubahan. richard L. Daff
mengemukakan konsep kepemimpinan dalam satu definisi saja yaitu
"kepemimpinan adalah merupakan suatu hubungan antara pimpinan dan pengikut
(followers). Dari definisi tersebut tercakup tujuh unsur yang esensial dalam
kepemimpinan
(1) pemimpin (leader)
(2) pengaruh (Influence)
(3) pengikut (Follower)
(4) maksud (Intention)
(5) Tujuan bersama (shared
purpose)
(6) Perubahan (change)
(7) tanggung jawab pribadi
(Personal responbility).
Untuk merencanakan dan
mengimplementasikan perubahan organisasi diperlukan kepemimpinan yang kuat melalui
tindakan pimpinan dalam mempengaruhi, mengarahkan anggota organisasi untuk
mencapai perubahan. Berdasarkan teori tindakan tersebut tercermin di dalam
aspek - aspek kepemimpinan, yaitu
pimpinan yang
Dapat
(1)
memberikan, mengembangkan dan
menyebarkan visi (visioner)
(2) sebagai komunikator
(3) menjadi agen perubahan
(change agent)
(4) sebagai
pelatih (coach) dan
(5) menganalisa pemanfaatan teknologi informasi.
Untuk pemimpin bertindak
yang bertindak sebagai agen perubahan, dibutuhkan seorang pimpinan yang dapat
mengkomunikasikan keuntungan serta pentingnya suatu perubahan baik ke dalam
maupun ke luar organisasi Hal ini dapat dilakukan melalui tulisan di majalah kampus,
poster, dan ceramah.
Daftar Pustaka
Beer, Michael. Breaking the Code of Change,
USA: President and Fellow of Harvard College, 2002.
Bryson, JO. Effective Library and Information
Centre Management, England: Gower, 1990.
Bishop, Charles H Jr. Making Change Happen one
person at a time: assessing change within your organization, New York: AMACOM,
2001.
Caroselli, Marcelene, Leadership Skill for Managers,
New York: McGraw-Hill, 2000.
Daff, Richard L, The Leadership Experience.
Canada: Thomson, 2005.
Daff, Richard, Management, Chicago: The
Dryden Press, 1988.
Gibson, James L at all., Organizations: behavior,
structure, Prossesses, Boston: McGraw-Hill, 2006.
Hernon,
Peter; Ronald R. Powell and Arthur P. Young. The Library leadership: attributes
of academic and Public Director, London:: Libraries Unlimited, 2003.
Hersey, Paul; Kenneth h.Blanchard; Dewey E.Johnson. Management
of Organizational Behavior: utility human resources, New Yersey:
Prentice Hall, 1996.
Nanus, Burt and Stephen M. Dobbs. Leaders Make
Different Strategies for Meeting the Non Profit Challenge, San Francisco:
Jossey bass, 1999.
Spillane, James p. Distributed leadership,
San Francisco: Jossey Bass, 2006.
Stuart, Robert D. and Barbara B.
Morgan.
Library
and information centre management, USA:
Library Unlimited, 2002.
Yulk, Gay
A. alih bahasa
Jusuf Udaya.
Kepemimpinan
dalam Organisasi,
Jakarta: Prenhallindo, 1998.
Halaman 27
14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar